Tuesday, October 20, 2009

Mengapa tidak bersyukur?

Seorang kaya raya, naik mobil mewah berkata “syukur alhamdulillah…aku lebih beruntung dibanding pria yang berada dalam mobil butut itu. Mobilku sangat nyaman dan aman.”

Pria dalam mobil butut berkata “syukur alhamdulillah…aku lebih beruntung dibanding pria yang naik sepeda motor itu, biar mobil butut begini, kalau kehujanan aku tidak basah.”

Pria di atas sepeda motor berkata “syukur alhamdulillah…aku lebih beruntung dibanding pejalan kaki itu, kemana-mana aku bisa naek motor, lha pejalan kaki itu? Pasti cape deh…”

Pejalan kaki berkata “syukur alhamdulillah…aku masih bisa jalan kaki hari ini. Tuh tetangga kena stroke, terus lumpuh, sudah tidak bisa jalan kaki lagi dia sekarang.”

Penderita stroke berkata “syukur alhamdulillah…hari ini aku terbaring sakit Insya Allah bisa sembuh, kemarin lusa di bangsal sebelah ada pasien baru wafat.”

Pasien yang baru meninggal berkata dalam hati “syukur alhamdulillah…aku meninggal dalam keadaan beriman, banyak saudara menjenguk, banyak yang mendo’akan... Insya Allah Tuhan Maha Pengampun… tuh lihat para koruptor, terkadang mereka mati dalam keadaan belum taubat.”

Kenapa manusia jarang mengucap syukur? Karena kebanyakan manusia selalu melihat ke atas, dalam hal apapun…
Padahal, di bawah lebih banyak yang lebih menderita dan lebih sengsara, mungkin dalam level kesengsaraan yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya.

Saat mendapat musibah atau masalah, rasanya kita menjadi orang yang paling menderita…
Jika hari ini anda dapat membaca tulisan ini… bisakah saudara kita yang tuna netra melakukannya?

Sukses atau gagal, kaya atau miskin, susah atau senang… semua kembali kepada individu yang menilai, tergantung sudut pandang masing-masing. Terserah, dari sudut pandang mana anda menilai kejadian kemarin dan hari ini... toh anda sendiri yang merasakan. Karena orang lain belum tentu peduli perasaan anda.
Tetapi kalau selalu bersyukur… insya Allah Tuhan akan menambahkan nikmat-Nya.